Impian Kereta Api Indonesia di Masa Datang

Perjalanan menggunakan KRL, peron bersih dan rapi

Kereta api dalam ingatan suramku

Ingatanku melayang kembali ke pertengahan tahun 2008. Setelah menikah, aku masih bekerja dan akhirnya menjadi pelanggan KRL Depok-Sudirman. Meski singkat hanya untuk 2 bulan, pengalaman itu lekat dalam ingatan.
Aku menjadi penumpang tetap gerbong KRL AC. Pemandangan stasiun kurang nyaman waktu itu. Semua bisa masuk dengan bebas, tidak peduli sudah membeli tiket atau tidak, bak semacam tes kejujuran. Tidak ada yang mengawasi siapa dia di sana. Bisa jadi itu calon penumpang, pengamen, pedagang kaki lima, petugas PT KAI sampai copet yang memanfaatkan kerumunan. Waspada dengan barang bawaan jadi rumusnya.
Aku pun dibuatnya ekstra konsentrasi kala kereta api ekonomi datang. Jangan sampai badan terbawa arus pelajar, pedagang dengan pikulannya atau pedagang ayam lengkap dengan kandang dan isinya. Gerbongnya sudah layak masuk museum; tidak berpintu, jendelanya tidak berkaca, bahkan karat menjadi warna alami interior dalamnya.
Masih belum lengkap, para penumpang gelap (yang sebenarnya terlihat itu) memilih duduk di atap gerbong. Tidak peduli berapa nyawa pernah terkorbankan sebelumnya, toh, mereka seperti tak perduli. Berbagai usaha PT KAI saat itu pun seperti angin lalu, tidak ada hasilnya.
Saat itu aku bertanya, “Apa akan terus begini wajah perkeretaapian Indonesia?”
Inspirasi datangnya dari negeri seberang

Pengalaman singkat yang suram membuat aku tak sadar begitu besar potensi sebuah perusahaan kereta api bagi negeri.
Sampai di sekitar tahun 2014 – 2015, aku tinggal di Aachen, Jerman. Sebuah kota kecil yang terhubung antar kota lain satu negara bahkan dengan negara lain di sekitarnya dengan transportasi umum. Kereta Api adalah salah satunya.
Dari jendela apartemen, aku bisa melihat kereta api melintas dengan jelas. Tidak perduli musim, pagi-siang-malam-dini hari, salju-hujan-kering, kereta api tetap melintas. Suaranya yang kadang terdengar sayup-sayup terbawa angin hingga ke rumahku, ternyata tidak terlalu mengganggu.
Rel Kereta Api tepat selurus pandangan, dibawahnya adalah terowongan tempat melintas kendaraan yang lain.

“Apakah gerbongnya padat?” 
“Tentu saja! Terutama pada jam dan hari kerja”
Namun, apa orang jera menggunakannya? Tidak sama sekali!
Berkendara dengan kereta api listrik tetap jadi pilihan karena alasan-alasan berikut:

  1. Jadwal datang-pergi kereta tepat. Ketika perlu untuk tepat waktu, berkereta api sangat jadi pilihan. Susahnya kalau harus buru-buru keluar rumah karena bisa jadi ketinggalan kereta.
  2. Perlintasan kereta apinya hampir aktif 24 jam. Ada saja kereta api yang lewat entah barang atau penumpang meski dini hari.
  3. Jalur kereta api di Eropa umumnya sudah saling menyambung. Oleh sebab itu masing-masing negara punya kereta api cepat yang menghubungkan antar negara yang berdekatan.
  4. Suasana stasiun lapang dan aman. Peruntukan stasiun benar-benar untuk turun naik penumpang. Pengantar diperbolehkan mengantar sampai peron namun dengan tertib. Tidak diperbolehkan jual beli liar di sekitar peron. Disediakan kedai serba ada, toko majalah dan toko roti di sekitar area. Hampir tidak pernah aku temui atau baca mengenai tindakan kejahatan di stasiun.
  5. Semua gerbong kereta apinya menggunakan AC, bersih dan wangi. Ada gerbong bertingkat. Gerbong semacam ini cocok untuk Indonesia yang melayani sangat banyak orang.
  6. Ada paket tiket hemat. Tiket berlaku untuk sejumlah orang dan jatuhnya bisa sangat murah. Selain untuk kereta api, tiket yang sama bisa dipake juga di transportasi umum lain (bis kota, monorail dan lrt) dalam hari yang sama. 
  7. Jerman punya kereta cepat, ICE (Inter City Express), yang menghubungkan ke banyak kota senegara dan beda negara. Untuk perjalanan yang jauh, menggunakan ICE bisa menggurangi kepenatan menyupir sendiri dan hemat waktu dibandingkan menggunakan mobil.


Aachen Hauptbhanhof, tampak depan. Bangunan klasik nan terawat.

ICE Jerman

Potensi dan Harapan perkereta-apian bagi negeri
Berbekal pengalaman dengan kereta api di Jerman. Harapan akan wajah perkeretaapian yang lebih baik pun timbul.
Bagai doa yang terjawab, PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) bertrasformasi dengan sangat baik. Kini suasana stasiun dan gerbong sangatlah rapi. Tidak ada pihak-pihak di luar petugas dan penumpang yang berada di dalam peron dan rel. Tersedia kedai-kedai atas ijin PT KAI sehingga berbelanja pun lebih nyaman dan aman
Gerbong keretanya pun semua ber-AC dan bersih. Petugas keamanan dan kebersihan menjalankan fungsinya dengan baik. Penumpang pasti membeli tiket karena sistem antrian gerbang dikontrol dengan pintu otomatis.
Mungkin sekarang belum sempurna, tapi usaha mencapai seperti sekarang pun patut diacungi jempol.

Tampilan gerbong KRL sekarang, rapi bersih

Tidak ada perlintasan sebidang
Aku ingat, waktu kecil sangat senang kalau mobil ayah berhenti di tengah perjalanan karena tertahan kereta api. Ayah menyuruhku untuk melambaikan tangan ke arah kereta api yang lewat. Lucunya, aku pikir penumpang di kereta akan senang jika aku melambaikan tangan. Padahal aku pun tak bisa melihat reaksi mereka saking cepatnya kereta melaju.
Tapi kalau diperhatikan seksama saat ini, pintu perlintasan kereta api adalah sumber kemacetan. Semakin bertambah rute dan jam terbang kereta api membuat waktu menunggu kereta lewat menjadi lebih lama dan lebih sering. 
Beberapa perlintasan yang pintunya belum otomatis pun rawan kecelakaan. Bukan seluruhnya salah petugas yang telat membunyikan sirene atau menutup palang, namun aspek pengemudi yang lalai pun banyak jadi penyebabnya.
Membuat pelintasan kereta api yang lebih tinggi dari jalan raya merupakan alternatif pengganti mengurai kemacetan dan minimalisasi kecelakaan.

Sarana angkutan barang yang optimal
Aku pernah menghitung berapa banyak kontainer yang ditarik oleh satu lokomotif. Bukan main sampai 40 buah!
Bayangkan kalau isinya mulai dari bahan makanan, barang dagangan, bensin atau apa pun bisa diangkut di kontainer tadi. Dari segi kecepatan, menggunakan kereta api akan lebih cepat daripada jalan darat via tol.  Jalan kereta api bebas macet. Barang cepat dipasarkan dan kualitas masih lebih bisa dijaga.
Untuk barang yang besar dan berat pun akan lebih aman dengan kereta api. Sering melihat truk kelebihan muatan? Bisa membahayakan kendaraan sekitarnya jika terjadi kecelakaan. Namun dengan penggunaan kontainer yang ditarik oleh kereta api maka managemen barang bawaan akan disesuaikan dengan kotak dan bobot kontainer.

Menghidupkan Rel Mati
Ada rumah yang dibangun di atas rel kereta? Ada. Salah satunya di daerah tempat aku tinggal waktu kecil. Bukan berarti karena dulunya PT KAI mati suri, maka sekarang kehilangan haknya atas tanah-tanah tersebut. Sudah tiba saatnya bangunan-bangunan liar penutup rel tadi dibersihkan. Tiba saatnya rel-rel tersebut dihidupkan daripada harus membuat lagi yang baru dengan tahapan yang lebih lama dan biaya yang lebih banyak. Dengan hidup kembali rute-rute lama maka semakin luas layanan PT KAI bagi masyarakat luas.

Rel bawah laut
Meski hampir mustahil, tapi bukan berarti tidak bisa terwujud. The Channel, rel kereta api cepat bawah laut yang menghubungkan ujung Kota Folkestone, UK dan Kota Coquelles, Perancis. Panjang relnya yang berada di bawah laut itu adalah 50.45 KM. Kecepatan kereta apinya mencapai 160 km/jam.
Melihat wilayah Indonesia yang terdiri atas pulau-pulau kecil yang terpisah oleh laut, membuat rel melintasi atas ataupun bawah permukaan laut adalah impian khusus.
Kalau misalnya impian mengabungkan Pulau Sumatra dan Pulau Jawa lewat Jembatan Selat Sunda kandas, mungkin cara baru berikut bisa dipertimbangkan. Tentunya tanpa lupa memperhitungkan aspek keamanan akan potensi bencana alam yang sering terjadi di Indonesia.

Paket tiket murah
Pelajar/mahasiswa adalah salah satu sasaran dari tiket murah ini. Memberikan mereka potongan untuk transpotasi harian pastinya sangat membantu bagi para orang tua siswa.
Potongan tiket (atau gratis) bagi anak usia tertentu, misalnya dibawah 7 tahun. Kemudahan ini akan menarik bagi orang tua dengan anak di usia tersebut
Paket pelanggan yang bergrup. Bepergian secara grup lebih menyenangkan. Namun akan ada hitungan mana yang lebih ekonomis, dengan kereta api atau menggunakan kendaraan pribadi. Seringkali pilihan akan kembali menggunakan kendaraan pribadi dan kembali jalan penuh sesak dan transportasi umum sepi. Dengan adanya pemberian diskon semacam ini, diharapkan bisa mengurai kemacetan dan orang jadi terbiasa menggunakan transportasi umum.


Tulisan ini dibuat dengan menaruh harapan besar kelak kereta api di Indonesia menjadi primadona di negeri sendiri 😍

Comments