Kayanya udah familiar banget denger kata
RESOLUSI di setiap akhir tahun. Saya termasuk yang tidak pernah memikirkan hal
yang terkesan "seformal" ini sebelumnya. Mungkin bisa dibilang juga tidak berani
menargetkan sesuatu, karena hidup sudah baik aka. OK! Hidup OK bukan melulu
soal uang, loh, ya! Hidup OK bisa karena saya
sadar untuk selalu bersukur. Ketika saya bersukur, maka jalani saja seperti air sewajarnya dengan penuh penerimaan dan tidak mengeluh.
Lalu timbul pertanyaan. Kalau saya sekarang
bikin resolusi apakah karena saya sudah tidak OK? Mungkin! hahaha Namun, wajar juga kalau
manusia selalu ingin lebih. Sebagai contoh, yang sudah berusia lanjut tetap ingin tampil awet
muda dengan berpakaian modis dan trendi. Yang dirasa badannya kurang putih, dirayu iklan di televisi lalu beli lotion
pemutih. Yang anaknya baru 1 pengen nambah jadi 2. Yang belum naik haji pengen
suatu hari Allah panggil dia ke Baitullah. Dan sederet impian-impian lain yang
kalau dijabarkan ternyata sangatlah banyak.
Mimpi itu harus dituliskan, supaya bisa jadi pecut untuk bergerak (sumber foto: pixabay.com) |
Jadi kemana impian itu selama ini? Jawabnya
hanya satu, selama ini impian itu semua ditelan oleh Malas! Karena yang namanya
impian itu perlu diusahakan. Itulah mengapa jika ingin membuang rasa malas
tadi, saya perlu bergerak.
Gerak pertama diawali dengan berencana.
Orde baru saja punya rencana jangka pendek dan
jangka panjang, masa saya orde "jaman now" engga punya?
Bukan mudah ternyata menentukan apa resolusi
saya di tahun baru 2018, sampai suatu saat merenung dan saya dapatkan satu
kesimpulan Saya ingin Bangun Lebih Pagi di Tahun 2018!
Bangun lebih awal? Bagaimana selama ini? Selama
ini saya bangun jam 5, bahkan seringnya lebih. Oiya, perlu dikasih notifikasi
juga! Tengah tahun 2017 ini, saya baru kembali menetap di Indonesia. Terakhir
sebelum ini, saya dan keluarga menetap di Abu Dhabi. Keadaan di sana sangat
berbeda dengan di sini. Inilah juga yang menjadi alasan mengapa penting
menyusun rencana di tahun baru. Meski kembali pulang, namun tetap saya dan
keluarga melalui pengalaman bak pindah ke tempat asing. Meski ya, sebagian kami
sudah ketahui namun tidak selamanya mulus.
Balik lagi ke bangun pagi ... kalau dulu bangun
katakanlah jam setengah 6. Aktifitas dimulai dengan solat, siapkan sarapan,
masak bekal sederhana, siapkan sarapan suami dan masak untuk 2x makan besar.
Urusan mandi dan menyiapkan anak untuk sekolah hingga mengantarkan sampai bus
sekolah adalah bapaknya, yang kebetulan bisa pergi ngantor lebih siang karena kami tinggal bersebrangan dengan kantor. Sekarang?
Tidak mungkin lagi! Aktifitas pagi bisa jadi harus dilakukan sendiri dengan
keterbatasan karena harus mengantarkan mereka juga ke sekolah. Ini baru sedikit hal
di awal hari yang berubah. Yang namanya awal, akan mempengaruhi keseluruhan
keadaan. Karena itu, menyiapkan awalan hari yang OK supaya hati senang sepanjang hari. Alhasil kalau senang, badan fit dan
pikiran positif terus seharian.
Ada yang sependapat dengan Saya?
Kalau begitu rencana pagi hari apa saja yang
Saya ingin lakukan?
1. Solat Tahajud
Ingin meningkatkan kualitas hidup hakekatnya didahulukan dengan meningkatkan kualitas ibadah. Itulah mengapa ketika saya bangun lebih pagi, maka bisa
beribadah awal. Menyebut namaNya sebelum memulai hari dan mengharap ridhoNya
atas segala yang akan saya lakukan hari ini. Bukan tidak pernah keinginan ini
terbesit dalam hati, namun dengan menuliskannya sekarang, maka saya harapkan
menjadi pecut untuk istiqamah dengan niat yang satu ini.
Cita-cita jangka panjang, Kembali Ke Baitullah untuk Haji :) |
2. Menulis
Semenjak kembali ke Indonesia, saya merevolusi mental untuk
kembali menulis dengan rutin. Dari dulu keinginan untuk menekuni dunia
menulis selalu ada, namun kendala domestik banyak. Kalau disebutkan kayanya,
sih, klise! Perempuan lain bisa saja membagi waktunya, lalu kenapa saya tidak?
Berarti lagi-lagi saya tidak serius.
Pelan-pelan, up grade ilmu dan menjalin kawan baru di dunia tulis menulis maka saya
siap terjun menulis secara professional.
3. Masak bekal suami
Salah
satu kebiasaan yang dilakukan kala saya tinggal di Aachen, Jerman, (dulu banget) adalah
membawakan bekal makan untuk suami ke kantor. Waktu itu, sih, alasannya karena
selera perut. Namanya suami orang Indonesia tulen, jadi kurang cocok dengan
makan siang berupa salad, roti, atau pizza. Jadi, meski sederhana tumisan dan
goreng telur dadar, tetap dia akan milih menu itu. Tidak lupa dengan sambal
terasinya! (sst … jangan tanya dapat terasi dari mana hahaha).
Menunya sederhana aja, yang penting sehat! Saya suka masak juga meski banyak lihat resepnya hehehe |
Nah,
kebiasaan tersebut hilang ketika 2 tahun lalu kami menetap di Abu Dhabi. Tapi
bukan berarti tidak lagi masak. Namun, suami tetap makan siang hanya pulang ke
rumah. Karena makanan tidak dibawa di pagi hari, jadi bisa santai sedikit masak
makanan sebelum jamnya. Melihat keadaan sekarang, kayanya harus kembali
mengalakkan membawa makanan dari rumah. Alasannya sederhana tapi paten, Lebih
Sehat!
4. Mood lebih baik.
Dilansir,
situs ucnews.com (6/11/2017) mengenai manfaat bangun pagi salah satunya adalah
membangkitkan semangat. Dengan bangun di awal hari, maka makin banyak waktu
menyiapkan banyak keperluan untuk beraktifitas. Otomatis hati tidak gampang
baperan karena sibuk diburu waktu, ada barang terlupa atau jam mepet yang bikin ngaret.
5. Tidur tepat waktu di malam
hari.
Banyak
sumber menyakini bahwa waktu ideal tidur di malam hari adalah antara 7 – 8 jam.
Organ tubuh di saat istirahat malam itu pun akan bekerja maksimal sesuai
fungsinya. Otomatis tidur tepat waktu akan membuat badan menjadi lebih sehat.
Karena tidur cukup, maka bangun awal hari pun jadi tidak masalah. Malahan
beberapa keuntungan tadi di atas bisa didapat.
Memang untuk poin terakhir
ini sulit, terutama bagi yang punya anak batita seperti saya. Waktu lapang
adalah dikala si kecil tidur. Itulah saat bekerja yang paling produktif. Tapi
demi hidup sehat dan segala impian lancar, Saya harus coba!
Tidur telat sebetulnya
bukannya enak juga, loh! Apalagi kalau misalnya si kecil itu kurang enak badan.
Dia kerap kali terbangun minta disusui atau minum air putih. Ketika saat itu
terjadi, konsentrasi saya pun bisa buyar ketika sedang menulis atau melakukan
hal lain. Kalau dipaksakan, sering juga malah daya tahan tubuh saya ikutan
menurun juga. Akhirnya malah ikutan sakit, deh! Huhuhu
Kalau matahari masih tinggi, aktifitasnya ga jauh urusan anak-anak :) Sama, kan, Bu? |
Itulah kenapa, tidur terlalu
malam menjadi tidak efektif dan saya memilih sebaliknya. Tapi ya, namanya
rencana harus ada back up-nya. Karena saya yakin deh, untuk sampai ke tujuan
yang tinggi dan ideal engga mungkin tanpa ada tantangan. Ketika kepepet tidur kurang
dan bangun lebih pagi, saya harus punya solusi supaya tubuh tetap bugar.
Apalagi kalau terpaksa kemudian sempat tumbang.
Saya yakin semua akan
setuju kalau saya bilang asupan makanan itu penting demi tubuh sehat. Itulah
kenapa juga saya pengennya suami selalu bawa bekal ke kantor dan berdiet sehat.
Tapi sering kali asupan ke tubuh itu tidak ideal, alias kebanyakan junk food.
Vitamin dan mineral yang diperlukan tubuh itu menjadi tidak pas takarannya,
terutama selepas sakit. Kalau takaran tidak dijaga supaya pas sesuai kebutuhan,
maka tidak mungkin kalau kemudian saya pun akan sakit kembali. Sebab,
unsur-unsur penyusun tubuh belum seimbang.
Cukup 1 tablet sehari sebelum atau setelah makan ketika dalam masa penyembuhan |
Disitulah saya perlu
multivitamin Theragran-M supaya kalau sakit jangan lama-lama. Namanya juga ibu merangkap manager rumah tangga, kalau sakit jangan kelamaan. Nah, Theragran_M ini tepat karena isinya adalah kombinasi vitamin yang bagus untuk mempercepat masa penyembuhan.
Ukuran tabletnya sedikit besar, tapi jangan kuatir kalau tidak tertelan dalam 1 tegukan akan terasa pahit. Tablet ini bersalut gula yang aman buat tubuh, karena dimuka belakang tertera *berdasarkan diet 2000 kkal. Selain itu, menurut informasi di situsnya tercatat bahwa produk ini sudah direkomendasikan oleh para dokter selama 40 tahun sebagai vitamin untuk memulihkan kondisi tubuh setelah sakit. Jadi ini bukan produk baru jadi lalu dipasarkan. Terpercaya!
Kemasannya mudah dibawa, terdiri dari 4 kapsul, dan halal |
Jadi apa lagi yang kurang untuk resolusi tahun 2018? Kayanya lengkap semua, ya? Mencakup lahir batin dan dunia akhirat, InsyaAllah :)
Yang utama tak terlupa adalah dukungan suami dan anak-anak. Suami selalunya mengijinkan apa pun kegiatan positif saya dengan syarat tidak membuat anak-anak sedih dan rumah tangga terbengkalai.
Sesungguhnya, ibu akan bahagia ketika keluarganya pun bahagia. Mendapat bahagia itu hakekatnya buat saya tidak perlu jauh dan susah, semua jawabannya ada di rumah dan bagaimana saya mengaturnya :)
***
Artikel ini diikutsertakan dalam lomba blog yang diselenggarakan oleh Blogger Perempuan Network dan Theragran-M.
Comments
Post a Comment