Pindah itu ga nyaman. Tapi siapa yang perlu nyaman kalau dengan pindah bisa dapat pengalaman
Pindah itu lelah. Tapi dengan perencanaan yang baik ga ada lagi gundah
Dari
pengalaman pindah yang pertama saya selalu berkata,
“lelah! Yuk, menetap!”
Namun
berkali-kali juga akhirnya tetap juga berpindah. Selain karena takdir yang mengatakan
demikian, ternyata pindah menyisakan banyak nostalgia dan cerita. Beberapa kali pengalaman pindah kota, bahkan negara, akhirnya kami
pun terbiasa untuk beradaptasi dengan cepat di tempat yang kami tinggali. Kenapa cepat? Karena kami tak tahu kapan akan kembali berpindah.
Siapkan
mental untuk pindah di tempat baru
Dahulukan untuk mampu berpisah dari tempat lama,
alias move on. Meski tidak tahu bagaimana waktu ke depan, sikap optimis, bekal hidup di tempat baru, akan sangat membantu.
Mulailah dengan mengagendakan "Say bubye" dengan kawan-kawan lama dengan bikin perpisahan. Jika masih ada waktu berlibur
ke beberapa tempat yang belum dikunjungi. Jangan lupa juga mulai mengoleksi beberapa benda
khas dari daerah yang akan ditinggalkan.
Harus tahan banting juga dengan keadaan yang belum akan ideal dalam jangka waktu cepat. Perlu waktu untuk bisa adaptasi meninggalkan dan menempati lahan baru.
Suasana rumah sesaat sebelum pindah. Berantakan dan minim furniture karena sudah dijual sebelum waktu pindah |
Aktif
mencari informasi tempat baru yang akan ditinggali bisa membantu meminimalisir
kaget karena perubahan yang akan terjadi. Menyusun rencana A, B bahkan C untuk
kemungkinan tidak terduga.
Menentukan
saat yang tepat untuk pindah
Bisa jadi saking cintanya dengan tempat tinggal kita sekarang, tidak ada waktu yang tepat
untuk pergi. Namun, aku bisa memberi bayangan saat yang tepat meninggalkan
tempat lama dan pindah.
·
Kenaikan kelas anak-anak atau tahun ajaran baru
di tempat baru.
·
Sewa rumah tempat lama telah jatuh batas
waktunya.
·
Deadline pemutusan kerja dari tempat lama.
Jika punya anak di usia sekolah, umumnya waktu kepindahan menyesuaikan
waktu kepindahan dengan waktu selesai sekolah dan waktu mulai sekolah di tempat
baru. Cocokan waktunya dengan berkomunikasi dengan sekolah lama dan baru
(meski hanya dikontak lewat email atau telepon).
Rencanakan
tempat tinggal sementara di tempat baru
Ada
beberapa perusahaan yang memberikan tempat singgah bagi keluaga sementara waktu
jika belum ada rumah tetap di tempat baru. Namun mungkin tidak semuanya begitu. Minimal pasangan yang sudah bekerja akan mendapat akomodasi sementara sebelum memboyong
keluarganya ke tempat baru. Komunikasikan dengan pasangan untuk bisa mencari
tempat tinggal permanen terlebih dahulu dalam kurun waktu ini. Selain tempat tinggal, sekolah pun bisa dicari bersamaan, supaya ketika keluarga lengkap datang hal yang penting sudah tersedia.
Mencari
jasa pindahan (mover)
Salah
satu yang menjadi pertimbangan pindah adalah barang-barang rumah tangga.
Sesuaikan budget pindahan dengan banyaknya barang yang akan dibawa pindah.
Jadikan momen ini saatnya memilah barang mana yang masih diperlukan sehingga efektif untuk dibawa. Sisanya bisa dijual atau disumbangkan.
Menggunakan
mover pun tidak bisa sembarangan. Cari yang sudah punya nama atau
mendapat rekomendasi dari yang pernah menggunakan jasanya. Jangan lupa
disesuaikan pula dengan budget yang ada.
Jasa
pindahan ini melayani banyak macam pilihan jasa sesuai budget. Ada yang
melakukan paking penuh terhadap barang kita plus kemudian mengeluarkannya
kembali ke tempat yang kita mau di tempat baru. Atau hanya mendrop kardus dan
kemudian kita paking sendiri barang kita. Masing-masing pilihan disesuaikan
juga dengan tingkat kenyamanan kita.
Hanya sebagian kecil dus yang sudah terkumpul |
Pilah-pilah
barang
Ketika pindah, tidak hanya penghuni tapi juga barangnya berpindah.
Terkadang kita tidak sadar begitu banyak barang yang sudah tidak digunakan
bahkan menjadi sampah.
Aku
selalu melakukan pemilahan barang-barang pribadi, terutama mainan anak-anak dan
alat dapur, supaya di tempat baru seluruh barangnya sudah benar-benar yang
masih berguna dan bisa digunakan.
Meninggalkan
rumah lama dalam kondisi baik
Ketika
kita masuk pertama kali begitu perfeksionis dengan kondisi rumah yang harus
prima. Etikanya begitu juga ketika kita meninggalkannya, jika rumah itu kita
sewa. Ada kerusakan karena dipakai tidak bisa dihindari. Tapi minimal saya
selalu memastikan tidak ada sampah berserakan saat ditinggalkan.
Berpindah dalam jangka waktu relatif sering pada akhirnya membuat kami pun berpikir kembali. Mau tak mau, lelah secara fisik dan mental pun kami alami. Kemapanan belum murni diraih karena seringnya beradaptasi.
Namun tak ada yang bisa memprediksi masa depan,
Tak ada yang bisa menjamin kemampanan sebuah keluarga kecuali Sang Pemilik Bumi dan Langit.
Comments
Post a Comment